SEJARAH PROFILE : DESA LUMBUNG


SEJARAH DESA LUMBUNG

            Yang dimaksud sejarah desa lumbung disini adalah catatan yang kami himpun tentang asal-usul Desa Lumbung hingga kini hanya berdasarklan hasil wawancara dengan tokoh-tokoh dan sesepuh-sesepuh desa lumbung karena tidak ada ditemukan adanya prasasti-prasasti ataupun peninggalan-peninggalan sejarah yang mendukung.

       Konon nama desa lumbung berasal dari lembung yang berarti tumbuh-tumbuh yang tumbuh subur (melembung). Pada awalnya ada seorang petapa dengan pengikutnya mengadakan perjalanan dari daerah surabrata menuju arah timur laut melewati sebuah lading ilalang yang luas yang sekarang disebut lalang linggah. Dari lalang linggah dengan menelusuri pinggiran timur sungai balian beliau melewati daerah yang sangat miring dan berbukit-bukit dan daerah tersebut sekarang disebut PANGEREREGAN yang asal katanya PERIRINGAN yang artinya miring. Zaman terus berjalan beliau melanjutkan perjalanan kearah timur laut beliau menemukan daerah yang sangat subur dengan tumbuh-tumbuhan yang mulai berdaun muda (melembung) sehingga daerah tersebut sekarang disebut LUMBUNG yang berasal dari kata lembung yang artinya tunas muda dari suatu tempat yang agak tinggi beliau m enoleh kebarat sebrang sungai balian terlihat asap yang mengepul yang seperti naga yang didalamnya terbayang sebuah pohon sari sehingga daerah tersebut diberi nama dengan NAGA SARI sampai sekarang.  Beliau terus mengadakan perjalanan menuju timur laut sampai menemukan kompleks permukiman, disana beliau mengajarkan ajaran agama hindu di wilayah tersebut, wilayah tersebut sekarang diberi nama angkah yang asal katanya “Ang,Ah”. Dengan jasa beliau daerah ini menemukan peradabannya dan berkembang subur sehingga meluas menjadi beberapa daerah seperti: Margatelu, Wanayu, Samsaman, Angkah, Lumbung, Nagasari, dan Yeh Silah. Dengan keharuman nama angkah yang melembung banyaklah pendatang baru di daerah ini sehingga terbentuklah komplek-komplek perumahan dan diberi nama banjar masing-masing seperti: Margatelu, Wanayu, Sunting, Samsaman Kaja, Samsaman Kelod, Angkah Pondok, Angkah Gede, Angkah Tegeh, Angkah Munduk, Lumbung Dajan Sema, Lumbung Delod Sema, Lumbung Anom, Lumbung Cepaka, Lumbung Sembung, Lumbung Pangerergan Kaja, Lumbung Pangeregan Kelod, Naga Sari, Yeh Silah. Konon setelah kerajaan tabanan yang dipinpin oleh seorang raja yang bernama jero kaleran menemukan daerah ini sang petapa melanjutkan perjalanannya menuju antagena yang sekarang menjadi wilayah desa tiying gading dan beliau melakukan pertapaan disana. Mengikuti perkembangan jaman dan dengan datangnya penjajah belanda dilakukan langkah-langkah penertiban administrasi dan kependudukan. Sekitar tahun 1940 masyarakat lumbung, angkah dan nagasari sepakat bersatu membuat satu nama desa yaitu desa lumbung dengan perbekel (Bendesa) yang pertama bernama Jedeg Dab ditetapkanlah wilayah Desa Lumbung sebagai berikut:  
      ·         Di sebelah utara          : Desa Belimbing dan Desa Mundeh
·         Di sebelah timur          : Sungai Payan
·         Di sebelah selatan       : Desa Antap dan Lalang Linggah
·         Di sebelah barat          : Desa Lalang Linggah

Sejalan dengan perkembangan administrasi dan pemerintahan desa Lumbung dilanjutkan dengan pergantian kepala desa Lumbung yang kedua Teler, ketiga Rudeh. Pada tahun 1977 sejalan dengan perkembangan penduduk dab perkembangan administrasi dan pemerintahan, desa Lumbung dimekarkan menjadi 2 wilayah yaitu desa Lumbung Kauh yang berada di barat sungai Balian dan desa Lumbung dengan kepala desanya I Nengah Sutirja dan batas wilayah sebagai berikut:

·         Di sebelah utara          : Desa Belimbing
·         Di sebelah timur         : Sungai Payan
·         Di sebelah selatan       : Desa Antap dan Lalang Linggah
·         Disebelah barat           : Desa Sungai Balian
Selanjutnya yang menjadi kepala desa Lumbung adalah I Ketut Subrata, I Nyoman Sarta, I Ketut Agusriana, S.H. mengingat jumlah penduduk semakin bertambah dan dengan pertimbangan luas wilayah pada saat kepala desa I Ketut Angsana, S.E. menjabat pada tahun 2003 desa Lumbung dimekarkan menjadi 2 wilayah desa yaitu desa Angkah dan di bagian utara dan desa Lumbung dengan batas wilayah sebagai berikut:
·         Di sebelah utara          : Desa Angkah
·         Di sebelah timur          : Sungai Payan
·         Disebelah selatan        : Desa Antap dan Lalang Linggah
·         Di sebelah barat          : Sungai Balian
Dengan pemekaran desa tersebut maka kini desa lumbung masih terdiri dari 7 banjar dinas yaitu:
1.      Banjar Dinas Pengreregan Kelod
2.      Banjar Dinas Pengreregan Kaja
3.      Banjar Dinas Sembung
4.      Banjar Dinas Cepaka
5.      Banjar Dinas Anom
6.      Banjar Dinas Delod Sema 
7.      Banjar Dinas Dajan Sema
            Hingga saat ini pemekaran banjar dinas masih terjadi karena perergaan kaja wilayahnya masih luas dan penduduknya padat sehingga terjadinya pemekaran banjar dinas baru yang bernama pengeregan tengah. Dengan demikian desa Lumbung sekarang memiliki 8 banjar tetap.
1.      Banjar Dinas Pengreregan Kelod
2.      Banjar Dinas Pengreregan Kaja
3.      Banjar Dinas Sembung
4.      Banjar Dinas Cepaka
5.      Banjar Dinas Anom
6.      Banjar Dinas Delod Sema 
7.      Banjar Dinas Dajan Sema
8.      Banjar Dinas Pengeregan Tengah.

   VISI DAN MISI DESA LUMBUNG


Visi pembangunan Desa Lumbung

          Visi pembangunan desa lumbung tahun 2015 – 2020, adalah “Membangun Desa Lumbung menuju masyarakat adil sejahtera berlandaskan Tri Hita Karana”

Misi Desa Lumbung
         Misi pembangunan Desa Lumbung tahun 2015 – 2020, adalah :
1.      Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan program kesehatan, serta pengalaman ajaran agama kepada masyarakat sesuai dengan filsafat “Tri Hita Karana”
2.      Meggali, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai budaya desa.
3.      Meningkatkan ketahanan ekonomi dengan menggalakkan usaha ekonomi kerakyatan, melalui program strategi di bidang produksi pertanian, pemasaran, koprasi, usaha kecil dan menengah, serta pariwisata.
4.      Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sehingga dapat menumbuhkembangkan kesadaran dan kemandirian dalam pembangunan desa yang berkelanjutan.
5.      Menciptakan suasana yang aman dan tertib dalam kehidupan bermasyarakat.
6.      Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kerjasama antar lembaga pemerintah di desa serta lembaga adat.
7.      Memperdayakan masyarakat menuju masyarakat mandiri.

GAMBARAN UMUM DESA
            Secara umum Desa Lumbung di kenal sebagai Desa pertanian di mana potensi masyarakatnya adalah sebagai petani. Petani yang di maksudkan yaitu Petani Cengkeh,Petani Padi,Petani Kelapa, dan Petani Coklat yang satu-satunya dijadikan mata pencaharian dan sumber perekonomian rakyat Didesa Lumbung.

PETA WILAYAH

STATISTIK

         Jumlah penduduk Desa Lumbung berdasarkan hasil sensus pada tahun 2009, adalah sebanyak 18.51 jiwa, terdiri dari 916 jiwa penduduk laki-laki dan 935 jiwa penduduk perempuan, yang terdiri dari 597 KK. Sedangkan jumlah RTM sebanyak 14 KK RTM dengan 52 orang anggota keluarga.
         Struktur penduduk menurut pendidikan menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Desa Lumbung, yaitu yang berusia pendidikan dasar 7 tahun s/d 16 tahun ( pendidikan sekolah dasar dan menengah) yang belum pernah sekolah 10% sedangkan mengikuti pendidikan 85% dan sisanya 5% tidak bersekolah lagi.
         Sedangkan yang berusia diatas 16 tahun (diatas usia pendidikan dasar) yang belum pernah sekolah 5% sedangkan mengikuti pendidikan 50% dan sisanya 45% tidak bersekolah lagi, baik pada tingkat lanjutan dan perguruan tinggi.
         Struktur penduduk menurut mata pencarian menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk menggantungkan sumber kehidupannya di sektor pertanian dan peternakan (85%), sektor lain yang menonjol  dalam penyerapan tenaga kerja adalah perdagangan (6%), sektor industri rumah tangga dan pengelolahan (5%), sektor jasa (4%) dan sekto lainnya seperti pegawai negeri, karyawan swasta dari berbagai sektor (10%)
          Struktur penduduk menurut agama menunjukkan sebagian besar penduduk Desa Lumbung beragama Hindu (100%), Islam (0%), Budha (0%), Krinten Protestan (0%) dan Katolik (0%).Dalam konteks ketenagakerjaan ditemukan bahwa 100% penduduk usia kerja yang didalamnya 93% angkatan kerja dan 7% bukan angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 100%
           Kebudayaan daerah Desa Lumbung, tidak terlepas dan diwarnai oleh Agama Hindu dengan konsep “Tri Hita Karana” (hubungan yang selaras, seimbang, dan serasi antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya).

DEMOGRAFI
             Secara topografi, Desa Lumbung, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan merupakan daerah berbukit dengan ketinggian 275 s/d 350 meter diatas permukaan laut, curah hujan relatif 1200 – 2000,dengan batas wilayah administratif sebagai berikut:

·         Sebelah Utara perbatasan dengan bagian Selatan Desa Angkah
       ·         Sebelah Timur Perbatasan dengan bagian Barat Desa Tiyinggading
        ·         Sebelah Selatan Perbatasan dengan bagian Utara Desa Bengkel Sari
 ·         Sebelah Barat Perbatasan dengan bagian Timur Lumbung Kauh
           Luas wilayah Desa 1.730Ha/km2 atau sekitar 5% luas kabupaten Tabanan. Secara administratif Desa Lumbung terbagi atas 7 (tujuh) Banjar Dinas/Dusun yang meliputi: Banjar Dinas Dajan Sema, Banjar Dinas Delod Sema, Banjar Dinas Anom, Banjar Dinas Sembung, Banjar Dinas Cepaka,
Banjar Dinas Pengreregan Kaja, dan Banjar Dinas Pengreregan Kelod.
           Penggunaan lahan di wilayah Desa Lumbung, sekarang dipilah menjadi daerah pemukiman 15.18Ha, pertanian lahan kering .....Ha, perkebunan/tegalan 15.19Ha, Hutan 25Ha, perikanan dan peternakan 2Ha, serta penggunaan lain-lain (fasilitas umum, pura, setra, lapangan, dan sebagainya) seluas 0.14Ha.
           Desa Lumbung memiliki jalan sepanjang 18.300 km, dengan rincian jalan :jalan nasional 0 km, jalan provinsi 0 km, jalan kabupaten 6 km, jalan desa 7 km, dan jalan dusun/banjar sepanjang 1,5 km. Dengan kondisi beraspal sepanjang 15.300 km, beton sepanjang  2 km, geladag 800 km, dan jalan tanah sepanjang 1 km.


POTENSI DESA

           Beberapa potensi desa yang dapat dijadikan modal dasar pembangunan di Desa Lumbung dalam kurung waktu 6 (enam) tahun mendatang adalah sebagai berikut :



1.      Sumber, daya alam, lahan/tanah pertanian dan perkebunan yang cukup luas, sumber daya air, yang memadai.

2.      Sumber daya manusia, jumlah penduduk yang cukup banyak dengan usia produktif yang terdidik dan terampil

3.      Letak geografis yang strategis, budaya dan persawahan terhampar luas sehingga menjadi potensial untuk dikembangkan bagi sektor pariwisata.

4.      Banyaknya kelompok-kelompok yang bergerak di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan.

STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA LUMBUNG 2018




Komentar